Dia terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Sepanjang hari dia mengisi perutnya dengan ampas gandum gratis dan mengganjalnya dengan banyak air.
Di usia remaja, ia menjadi pengasong makanan murahan dan es krim. Lalu menjadi buruh bangunan.
Meski sangat miskin, ia punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia belajar keras demi memperoleh beasiswa SMA. Karena prestasinya bagus, dia diterima di Korea University. Untuk biaya kuliah, dia bekerja sebagai tukang sapu jalan.
Di usia remaja, ia menjadi pengasong makanan murahan dan es krim. Lalu menjadi buruh bangunan.
Meski sangat miskin, ia punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia belajar keras demi memperoleh beasiswa SMA. Karena prestasinya bagus, dia diterima di Korea University. Untuk biaya kuliah, dia bekerja sebagai tukang sapu jalan.